Coretanrakyat.id Banyuglugur, Situbondo – Selasa 16 September 2025: Sehari pasca dikecam dan didemo ratusan warga, keberadaan stockpile sawdust (serbuk kayu) di Desa Banyuglugur kembali menjadi sorotan. Pagi ini, rombongan DPRD Kabupaten Situbondo bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dari Pemkab Situbondo turun langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi yang menuai penolakan keras masyarakat.

Rombongan yang datang dengan empat mobil tersebut langsung meng-crosscheck kondisi stockpile sawdust yang berdiri di jalur Pantura, tepat di tengah pemukiman padat penduduk serta berdekatan dengan Masjid Babul Jannah Banyuglugur.
Warga Konsisten Menolak:
Dalam pertemuan yang difasilitasi di Kecamatan Banyuglugur, perwakilan masyarakat dan takmir Masjid Babul Jannah tetap teguh pada sikapnya: menolak secara total aktivitas stockpile sawdust. Kepala Desa Banyuglugur, Sumarno, menyampaikan bahwa suara penolakan warga adalah bulat dan tidak dapat ditawar.
“Warga tetap menolak secara tegas aktivitas stockpile sawdust yang berdiri persis di dekat Masjid Babul Jannah. Lokasi ini tidak tepat dan mengancam kenyamanan serta keselamatan masyarakat,” tegas Sumarno.
Senada dengan itu, perwakilan takmir masjid, Ibnu Hidayat, menegaskan seluruh jajaran takmir juga sepakat menolak keras keberadaan stockpile. “Kami takmir tidak pernah menyetujui pendirian stockpile ini. Masjid harus steril dari gangguan debu, kebisingan, maupun ancaman bahaya kebakaran,” ujarnya.
Aktivis Desak Pemerintah Ambil Sikap Tegas:
Dalam forum dialog, aktivis pemerhati lingkungan Sumyadi Yatim Wiyono, yang selama ini getol menyuarakan penolakan stockpile, juga turut hadir. Ia dengan tegas mendesak DPRD dan Pemkab tidak lagi mencari alasan untuk menunda penutupan.
“Apalagi yang ditunggu? Warga sudah jelas menolak. Dari sisi perizinan juga bermasalah, hanya saja pihak dinas enggan membuka fakta kepada publik. Kalau pemerintah daerah serius mendengar rakyat, aktivitas ini harus segera ditutup total,” kata Sumyadi.
Dampak Buruk Stockpile Sawdust:
Seperti diketahui, serbuk kayu atau sawdust adalah limbah industri kayu yang sangat ringan dan mudah beterbangan. Bila tidak dikelola dengan baik, debu yang beterbangan dapat mencemari udara, mengganggu pernapasan, hingga berpotensi memicu penyakit paru-paru kronis.
Selain itu, sawdust yang menumpuk bisa mencemari tanah dan air sekitar. Saat musim hujan, serbuk ini dapat hanyut ke drainase, menimbulkan penyumbatan serta pencemaran yang lebih luas. Bahaya lain yang tak kalah serius adalah sifat serbuk kayu yang mudah terbakar, sehingga risiko kebakaran setiap saat mengancam warga.
Aksi dan Laporan Resmi:
Sebelumnya, keresahan warga Banyuglugur sudah memuncak. LSM Gerakan Edukasi Muda Pembela Aspirasi Rakyat Situbondo (GEMPARS) bersama masyarakat telah melayangkan laporan resmi ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Situbondo dengan tembusan ke Bupati, Ketua DPRD, Kapolres, dan instansi terkait. Namun, laporan itu tak kunjung ditindaklanjuti.
Karena pengaduan diabaikan, akhirnya ratusan warga bersama LSM SITI JENAR menggelar aksi demonstrasi damai pada Senin (15/9/2025) di depan Pemkab dan DPRD Situbondo. Mereka menuntut pemerintah daerah segera menutup aktivitas stockpile sawdust di Banyuglugur.
Bola Panas di Tangan Pemkab:
Kini, masyarakat menanti langkah nyata dari pemerintah daerah. Warga tidak lagi sekadar meminta teguran administratif, melainkan keputusan tegas berupa penghentian total operasional stockpile sawdust.
“Ini bukan hanya soal limbah industri, tapi menyangkut hak dasar warga untuk hidup di lingkungan yang sehat, aman, dan nyaman,” tegas warga dalam forum dialog pagi ini.

Dengan desakan yang semakin kuat, publik kini menunggu sikap Pemkab Situbondo dan DPRD: apakah akan berpihak pada kepentingan investor atau mendengar jeritan masyarakat yang sudah terlalu lama dirugikan.
(Red/Tim-Biro Siti Jenar Group Multimedia Situbondo Jatim)